Jumat, 16 Juli 2010

BAGAIMANA MEMELIHARA RAHASIA BATHIN

Setiap murid harus rajin berusaha untuk meperkokoh, memelihara dan menuruti ajakan dorongan bathin tersebut. Cara untuk memperkokohnya ialah dengan memperbanyak mengingat Allah Ta'ala (dzikir), merenung dan memperhatikan segala kekuasaan Allah Ta'ala, dan senantiasa dekat dan berdampingan dengan wali Allah. Cara lain memeliharanya dengan menjauhkan diri dari berkumpul bersama-sama orang-orang yang tidak bermanfaat dalam agama, dan menjauhkan segala was-was dan tipu daya syaitan. Yang terakhir dengan cara menuruti ajakannya ialah berlomba-lomba kembali kejalan Allah, berlaku benar dalam menghadapi segala perintah-Nya, tidak bermalas-malasan dan tidak menunda-nunda serta tidak pula melambat-lambatkannya.

Bahkan apabila sampai pada masanya hendaklah ia menunaikan, dan apabila terbuka pintu kebajikan hendak­lah ia masuk tanpa banyak berpikir, dan apabila diseru untuk berbakti hendaklah bergegas, dan tidak tanggung-tanggung, hendaklah ia berhati-hati atas ucapan besok atau lusa, sebab yang demikian itu adalah hasutan syaitan. Malah hendaklah ia terus-menerus mengerjakan segala amal baik itu dengan segera, tidak ditangguh-tangguhkan atau mencari-cari alasan karena tidak ada waktu, atau belum masa­nya untuk beramal dan sebagainya.

Berkata Abur Robi' Rahimahullah, tujukan dirimu ke jalan Allah dalam keadaan tampan atau cacat diri, jangan sekali-kali menunggu waktu sehat saja, karena menunggu waktu sehat itu adalah merugikan.

Berkata Ibnu Atha' dalam kitabnya Al-Hikam menangguh-nangguhkan sesuatu pekerjaan sehingga ada peluang, menandakan kebodohan jiwa.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

MASALAH THARIQAT

Dorongan bathin untuk menuju ke jalan Allah, ketahuilah bahwa jalan yang pertama-tama harus ditempuh adalah mengeluarkan dorongan yang kuat dihati untuk berminat dan mengajak untuk menuju Allah Ta'ala dan menuju jalan ke Akherat, serta menomor duakan dunia, dari segala yang biasanya dikejar manusia kebanyakan.

Seperti mengumpulkan menumpuk kekayaan, bersenang-senang menurut hawa nafsunya, serta bermegah-megahan, dalam tindakan dan kemewahannya. Dorongan ini merupakan rahasia-rahasia Tuhan yang dilimpahkan ke dalam hati hamba-Nya, itulah yang dikatakan inayah Tu han dan tanda-tanda petunjuk-Nya, sering inayah serupa di limpahkan ke dalam hati hambanya dikala dalam ketakutan atau menggembirakan atau timbulnya kerinduan terhadap Zat-Nya, ataupun ingin mengadakan pertemuan dengan para wali Allah, atau sewaktu mendapatkan nasehat atau pandangan dari mereka. Adakalanya dorongan tersebut tanpa ada sesuatu sebab tertentu.

Adapun cita-cita untuk-mendapatkan dorongan serupa itu, memang diharuskan dan digalakkan. Akan tetapi bercita-cita saja tanpa berusaha untuk meningkatkan dan mendapatkannya, itu satu keputusan yang bodoh, yang menunjukkan orang yang berharap atau bercita-cita saja tanpa amal, sangat bodoh sekali, bukanlah Rasul pernah bersabda ;

Sesungguhnya Tuhan telah menyediakan berbagai kelimpahan pada setiap manusia, maka hendaklah kamu menuntutnya.

Siapa yang telah mendapatkan penghargaan dari Allah Rabbul Alamin dengan dorongan yang Mulia ini, hendaklah ia menyediakan dirinya pada tempat yang sesuai. dan hendaklah ia tahu bahwa karunia Allah Ta'ala ini, adalah nilai yang paling tinggi di antara nikmat-nikmat yang lain. Dan tak dapat dinilai derajatnya, dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Kesyukuran atas nikmat-Nya, maka hendaklah melipatgandakan kesyukuran-mu terhadap Allah Ta'ala atas nikmat yang besar yang telah diberikan kepadamu. Dipilih dan diutamakan diantara orang-orang yang setaraf dengan rekan-rekan yang berjuang yang telah mendapatkan nikmat.

Sangat banyak orang-orang Islam yang sadar mencapai usia delapan puluh tahun atau lebih akan tetapi ia masih belum dikaruniakan dorongan serupa dan hatinya tidak pernah terketuk oleh rahasia bathinnya.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

PENDAHULUAN

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada kekuatan dan tiada kuasa, melainkan dengan izin Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung.

Segala puji bagi Allah yang dengan kehendak-Nya, telah memberikan dorongan keinginan di dalam hati para murid. Maka dorongan itupun membimbing menuju ke jalan kebahagiaan yaitu jalannya iman dan ibadah di samping menolak dari segala cita-cita untuk sombong diri, dari mencari pangkat dan kedudukan. Shalawat dan Salam atas junjungan kita Nabi Muhammad penghulu dari sekalian manusia-manusia yang memiliki keturunan tinggi. Juga pada keluarganya, para sahabatnya yang diakui sebagai pemimpin dan ahli martabat.

Amma ba'du Allah Ta'ala teiah berfirman ;

Siapa yang ingin pada kehidupan yangsekarang (Dunia), kami segerakan (memberi) kepadanya. Apa yang Kami kehendaki untuk orang yang Kami sukai, kemudian Kami sediakan baginya neraka jahannam, ia masuk ke dalamnya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan siapa yang ingin hari akherat lalu ditujukan usahanya ke jurusan itu, sedang ia seorang yang beriman maka usahanya akan diberi balasan yang baik. (OS. Al-lsra': 18 - 19).

Makna Al Ajilah yang ditafsirkan dengan maksud Kehidupan Dunia. Jika seorang menuntut dunia semata, dan berambisi mengejarnya dengan sepenuh tenaga dan pikirannya, kebanyakan akan tersungkur ke dalam api neraka serta menjadi hina dina. Maka sangat jelas bagi orang-orang yang beriman dan berpengetahuan akan waspada dan memelihara diri dari padanya. Adapun Tafsir Al Akhirah bermakna surga. Dan orang-orang yang mengidam-idamkan masuk surga hanya berkhayal atau berangan-angan saja tanpa melaksanakan atau mewujudkan keimanan yang tinggi dan beramal saleh seperti yang telah dijelaskan dalam firmanNya, lalu usahanya ditujukan ke jurusan itu.

Adapun usaha yang akan diberi balasan yang baik yaitu amal saleh yang dikabulkan oleh Allah Ta'ala menyebabkan pelakunya memperoleh pujian dan penghargaan dan diiringi oleh balasan pahala yang besar yang tiada berakhir dan terputus dari kemurahan dan rahmat Allah Ta'ala.

Orang-orang yang rugi dari segala segi diantaranya selalu menuntut dan mengejar dunia seakan-akan dibawanya mati, sudah jelas akan mendapat ancaman Allah Ta'ala. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam firman-Nya. Orang-orang yang berambisi pada dunia semata, dan melalaikan berbuat amal shaleh untuk negeri akhirat atau ia percaya hari akhirat namun enggan menyediakan diri-nya untuk beramal shaleh untuk akhirat sama dengan tidak per­caya hari akhirat.

Adapun orang yang pertama, yang tidak percaya tentang kehidupan akhirat, maka ia dikatakan oleh Allah dalam firman-Nya ia orang fasiq yang akan menetap di dalam api neraka.

Yang kedua -yang wempercayai hari akhirat namun tidak beramal shaleh untukNya, maka ia adalah seorang fasiq yang sudah disetempel sebagai orang yang sangat merugi.

Sabda Rasulullah SAW :

"Sesungguhnya tiap-tiap amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap manusia itu (balasan) apa yang telah diniatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu mendapatkan Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa berhijrah karena dunia yang diburunya atau karena wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya mendapatkan apa yang diniatkan dalam hijrahnya".

Rasulullah SAW telah mengajarkan pada kita bahwa tiap-tiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap manusia akan diberi pahala menurut apa yang diniatkan, jika niatnya baik maka baiklah balasan-Nya, demikian pula bila niatnya jelek tiada syah lagi amalnya, juga akan menjadi kelihatan buruk, walaupun lahirnya amal itu baik. Misalnya mengerjakan amal mengharap pujian orang (riya').

Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan kita, bahwa siapa yang membuat sesuatu amal shaleh semata-mata untuk Allah Ta'ala dan mengikuti jejak Rasulullah SAW, maka Allah Ta'ala akan menjamin pahalanya dan amal tersebut tertuju hanya Allah semata dan mengharap keridhaan-Nya jelas mendapatkan surga untuk kediaman-Nya. Dan mendapat tempat dekat dengan Nabi dan juga menjadi kesayangannya.

Dan barangsiapa yang beramal shaleh dengan niat selain Allah, maka mintalah balasan atau pahala kepada yang diniatkan (manusia) yang sudah pasti manusia tidak memiliki apa-apa untuk dirinya sendiri, apalagi untuk diberikan pada orang lain. Tiada bermanfaat atau mudharat, mati atau hidup, tiada berkuasa pula di hari kebangkitan kelak.

Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW telah mengkhususkan hijrah antara banyaknya amal, sebagai satu contoh yang boleh dikatakan terhadap semua amal-amal yang lain, sebab itupun sudah jelas dan terang bagi orang-orang yang mengetahui makna hadist tersebut, tidak khusus semata-mata hijrah saja, tetapi maknanya umum berlaku atas semua perkara dalam syari'at Islam.

Ketahuilah wahai pembaca, yang menuntut ilmu dan yang ingin menuju pada Allah Ta'ala, dengan penuh kesungguhan, bahwa ketika anda minta dariku untuk memberikan sesuatu pesan atau nasehat dari ucapan-ucapanku yang berkaitan dengan jalan yang anda sedang tuju, kurasakan belum tersedia yang dapat kusampaikan kini, akan tetapi aku berpendapat lebih baik jika aku catatkan lebih dahulu beberapa pasal yang ringkas tentang adab-adab dan cara-cara bagaimana seorang murid untuk menuju Allah Ta'ala dengan memahami ibarat-ibarat yang mudah dipahami.

Hanya pada Allah Ta'ala sajalah, aku memohon agar segala yang turun padaku dari ilham-ilham, yang boleh disampaikan pada sekalian ke jalan yang anda tuju, dapat memberikan manfaat kepada diriku dan sekalian pembaca kitab ini.

Dan Allah semata yang menjadi tempat perlindunganku, dan Dia adalah sebaik-baiknya tempat berlindung.

Sumber : [Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]