Senin, 19 Juli 2010

TEMAN YANG KAMIL

 
Wahai murid yang budiman, hendaklah anda menitik beratkan persahabatan dengan orang-orang yang baik dan shaleh, dan selalu datang menghadiri majelis-majelis orang-orang shaleh.
 
Carilah seorang syaikh yang shaleh atau guru pembimbing yang senantiasa menasehati anda dalam urusan agama, tekun melaksanakan thariqat (jalan Allah), kenal benar akan hakikat, sempurna akal fikirannya, dan senantiasa berlapang dada, dan bijaksana mengatur dan petunjuk-petunjuk dalam semua masalah, pandai mengecam tabiat-tabiat manusia dan fitrahnya.
 
Jika anda mendapat syaikh seperti yang telah diterangkan sifat-sifatnya diatas, hendaknya anda mendampinginya. Serahkan segera urusanmu padanya. Gunakan pendapat dan petunjuknya dalam semua urusanmu. Ikutilah ia dalam segala perbuatan dan perkataannya, kecuali perkara yang khusus yang berkaitan dengan martabat dan kepangkatan sebagai syaikh, umpamanya dalam pergaulan dengan orang lain mengurusi pekerjaannya sehari-hari, dalam menyeru pada orang-orang yang dekat dan jauh kejalan Allah SWT, dalam masalah-masalah tersebut hendaklah anda setuju pada syaikhmu.
 
Jangan sekali-kali membantah apa saja, sekalipun dari masalah-masalahnya dari yang lahir maupun yang bathin. andaikata terlintas dalam hatimu satu sangkaan yang buruk, dan jika anda juga belum puas hati, hendaklah anda menerangkan secara terbuka atas perkara itu pada Syaikh, supaya ia dapat menjelaskan kepadamu keadaan yang sebenarnya. Sehingga anda terlepas dari sangkaan buruk. Hendaklah anda memberitahu kepada Syaikh segala yang berlaku atas dirimu. Terutama dalam masalah yang berkaitan dengan tujuan dirimu ke jalan Allah SWT.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

HUKUM MENCARl RIZKI

 
Tidak berdosa, jika anda keluar berusaha untuk mencari rizki, dengan menggunakan tenaga dan menurut cara-cara yang dibenarkan oleh syara', yang tidak boleh, ataupun berdosa, adalah apabila hati anda tidak tenang dan tenteram, malah senantiasa merasa cemas memikirkan tentang rizki serta menuruti berbagai was-was (keraguan) yang timbul dalam fikiran.
 
Diantara tanda-tanda bahwa hati seorang telah rusak, apabila terlalu memikirkan tentang hajat-hajat keperluannya untuk hari esok, bulan depan. Umpamanya ia berkata pada dirinya, jika rizkiku habis dari mana lagi akan datang, ataupun ia berkata kalau rizkiku tidak datang dari sumber ini, maka dari sumber yang mana pula ia akan datang.

Seseorang yang mengantungkan nasibnya pada sebab-sebab tertentu, ataupun tidak menggantungkannya, maka kedua-duanya itu adalah dua aliran yang telah ditentukan oleh Allah Ta'ala kepada siapa yang disukai dan dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya.

Siapa saja yang tidak punya tempat bergantung, maka hendaklah ia mempunyai keyakinan yang kuat atas ketentuan Allah itu. Senantiasa berlapang dada dan melazimkan ibadah sepanjang masa dan barang siapa yang ditentukan baginya oleh sebab tertentu, maka tetaplah ia bertaqwa kepada Allah, dan menggantungkan nasibnya kepada Allah semata. Bukan pada usahanya, senantiasa ia ingat, supaya ia tidak melalaikan dirinya dari berbuat ketaatan pada Tuhannya.

Adakalanya muncul dihati anda lintasan pikiran mengenai rizki atau hal-hal yang terpandang dalam masyarakat, umpama pangkat, kedudukan, itu tidaklah tercela dan berdosa, selagi mereka benci dan menolak lintasan fikiran itu dari lubuk hatinya.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

SENANTIASA BERSANGKA BAIK TERHADAP ALLAH

 
Hendaklah anda senantiasa bersangka baik terhadap Allah, dan meyakini bahwa Dia membantumu, mencukupimu, memeliharamu, melindungimu dan tak akan membiarkan anda terombang-ambing sendirian, selalu menggantungkan harapanmu kepadaNya.
 
Bukankah Tuhan telah memberitahu kita tentang Zat-Nya yang Maha Besar, bahwasannya Dia senantiasa berada dalam sangkaan hamba-Nya, terhadap Zat-Nya, dengan itu hendaknya anda membersihkan hati dari perasaan takut miskin atau menggantungkan harapan kepada orang lain.
 
Ingatlah jangan sekali-kali anda bimbang, dan ragu dengan urusan rizki. Tetapi hendaklah anda puas hati dengan janji Tuhanmu dan jaminan-Nya terhadap rizkimu. Bukankah Allah Ta'ala berfirman :
 
Tiada sesuatu yang melata di atas bumi melainkan Allah menjamin rizkinya. ( QS. Hud : 6)
 
Ingatlah bahwa anda termasuk dalam golongan yang melata diatas bumi, hendaklah anda memperbanyak amalan yang dituntut oleh Allah. Supaya anda mengamalkannya, .sebagai tanda terima kasih atas rizki yang telah dijamin-Nya. Karena Allah tidak pernah melupakanmu, Dia telah memberitahumu bahwa rizkimu itu ditanggung oleh-Nya, lalu Dia menyuruhmu dan meminta agar anda melakukan ibadat dan taat kepada-Nya. Allah berfirman :
 
Maka mintalah rizki itu dari Tuhan dan sembahlah Dia, dan bersyukurlah pada-Nya. (QS. Al-Ankabut : 17)
 
Engkau telah melihat dan menyaksikan bahwa Dia memberi rizki pada orang yang tidak mempercayainya dan orang yang tidak menyembah-Nya, apakah pantas anda mengira bahwa Allah tidak akan memberi rizki kepada orang yang mempercayai-Nya dan yang tidak menyembah selain Allah. Tidaklah anda lihat bahwa dia telah memberi rizki pada orang-orang yang mendurhakai-Nya dan orang-orang yang menyalahi perintah-Nya.
 
Dia tidak akan sampai hati, dan tidak pula mengabaikan rizkimu dan orang-orang yang taat pada perintah-Nya dan orang-orang yang senantiasa mengingat dan mensyukuri-Nya

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]