Senin, 19 Juli 2010

TEMAN YANG KAMIL

 
Wahai murid yang budiman, hendaklah anda menitik beratkan persahabatan dengan orang-orang yang baik dan shaleh, dan selalu datang menghadiri majelis-majelis orang-orang shaleh.
 
Carilah seorang syaikh yang shaleh atau guru pembimbing yang senantiasa menasehati anda dalam urusan agama, tekun melaksanakan thariqat (jalan Allah), kenal benar akan hakikat, sempurna akal fikirannya, dan senantiasa berlapang dada, dan bijaksana mengatur dan petunjuk-petunjuk dalam semua masalah, pandai mengecam tabiat-tabiat manusia dan fitrahnya.
 
Jika anda mendapat syaikh seperti yang telah diterangkan sifat-sifatnya diatas, hendaknya anda mendampinginya. Serahkan segera urusanmu padanya. Gunakan pendapat dan petunjuknya dalam semua urusanmu. Ikutilah ia dalam segala perbuatan dan perkataannya, kecuali perkara yang khusus yang berkaitan dengan martabat dan kepangkatan sebagai syaikh, umpamanya dalam pergaulan dengan orang lain mengurusi pekerjaannya sehari-hari, dalam menyeru pada orang-orang yang dekat dan jauh kejalan Allah SWT, dalam masalah-masalah tersebut hendaklah anda setuju pada syaikhmu.
 
Jangan sekali-kali membantah apa saja, sekalipun dari masalah-masalahnya dari yang lahir maupun yang bathin. andaikata terlintas dalam hatimu satu sangkaan yang buruk, dan jika anda juga belum puas hati, hendaklah anda menerangkan secara terbuka atas perkara itu pada Syaikh, supaya ia dapat menjelaskan kepadamu keadaan yang sebenarnya. Sehingga anda terlepas dari sangkaan buruk. Hendaklah anda memberitahu kepada Syaikh segala yang berlaku atas dirimu. Terutama dalam masalah yang berkaitan dengan tujuan dirimu ke jalan Allah SWT.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

HUKUM MENCARl RIZKI

 
Tidak berdosa, jika anda keluar berusaha untuk mencari rizki, dengan menggunakan tenaga dan menurut cara-cara yang dibenarkan oleh syara', yang tidak boleh, ataupun berdosa, adalah apabila hati anda tidak tenang dan tenteram, malah senantiasa merasa cemas memikirkan tentang rizki serta menuruti berbagai was-was (keraguan) yang timbul dalam fikiran.
 
Diantara tanda-tanda bahwa hati seorang telah rusak, apabila terlalu memikirkan tentang hajat-hajat keperluannya untuk hari esok, bulan depan. Umpamanya ia berkata pada dirinya, jika rizkiku habis dari mana lagi akan datang, ataupun ia berkata kalau rizkiku tidak datang dari sumber ini, maka dari sumber yang mana pula ia akan datang.

Seseorang yang mengantungkan nasibnya pada sebab-sebab tertentu, ataupun tidak menggantungkannya, maka kedua-duanya itu adalah dua aliran yang telah ditentukan oleh Allah Ta'ala kepada siapa yang disukai dan dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya.

Siapa saja yang tidak punya tempat bergantung, maka hendaklah ia mempunyai keyakinan yang kuat atas ketentuan Allah itu. Senantiasa berlapang dada dan melazimkan ibadah sepanjang masa dan barang siapa yang ditentukan baginya oleh sebab tertentu, maka tetaplah ia bertaqwa kepada Allah, dan menggantungkan nasibnya kepada Allah semata. Bukan pada usahanya, senantiasa ia ingat, supaya ia tidak melalaikan dirinya dari berbuat ketaatan pada Tuhannya.

Adakalanya muncul dihati anda lintasan pikiran mengenai rizki atau hal-hal yang terpandang dalam masyarakat, umpama pangkat, kedudukan, itu tidaklah tercela dan berdosa, selagi mereka benci dan menolak lintasan fikiran itu dari lubuk hatinya.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

SENANTIASA BERSANGKA BAIK TERHADAP ALLAH

 
Hendaklah anda senantiasa bersangka baik terhadap Allah, dan meyakini bahwa Dia membantumu, mencukupimu, memeliharamu, melindungimu dan tak akan membiarkan anda terombang-ambing sendirian, selalu menggantungkan harapanmu kepadaNya.
 
Bukankah Tuhan telah memberitahu kita tentang Zat-Nya yang Maha Besar, bahwasannya Dia senantiasa berada dalam sangkaan hamba-Nya, terhadap Zat-Nya, dengan itu hendaknya anda membersihkan hati dari perasaan takut miskin atau menggantungkan harapan kepada orang lain.
 
Ingatlah jangan sekali-kali anda bimbang, dan ragu dengan urusan rizki. Tetapi hendaklah anda puas hati dengan janji Tuhanmu dan jaminan-Nya terhadap rizkimu. Bukankah Allah Ta'ala berfirman :
 
Tiada sesuatu yang melata di atas bumi melainkan Allah menjamin rizkinya. ( QS. Hud : 6)
 
Ingatlah bahwa anda termasuk dalam golongan yang melata diatas bumi, hendaklah anda memperbanyak amalan yang dituntut oleh Allah. Supaya anda mengamalkannya, .sebagai tanda terima kasih atas rizki yang telah dijamin-Nya. Karena Allah tidak pernah melupakanmu, Dia telah memberitahumu bahwa rizkimu itu ditanggung oleh-Nya, lalu Dia menyuruhmu dan meminta agar anda melakukan ibadat dan taat kepada-Nya. Allah berfirman :
 
Maka mintalah rizki itu dari Tuhan dan sembahlah Dia, dan bersyukurlah pada-Nya. (QS. Al-Ankabut : 17)
 
Engkau telah melihat dan menyaksikan bahwa Dia memberi rizki pada orang yang tidak mempercayainya dan orang yang tidak menyembah-Nya, apakah pantas anda mengira bahwa Allah tidak akan memberi rizki kepada orang yang mempercayai-Nya dan yang tidak menyembah selain Allah. Tidaklah anda lihat bahwa dia telah memberi rizki pada orang-orang yang mendurhakai-Nya dan orang-orang yang menyalahi perintah-Nya.
 
Dia tidak akan sampai hati, dan tidak pula mengabaikan rizkimu dan orang-orang yang taat pada perintah-Nya dan orang-orang yang senantiasa mengingat dan mensyukuri-Nya

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

Sabtu, 17 Juli 2010

HAKEKAT KERAMAT

Ketahuilah bahwa keramat yang merangkum semua jenis keramat, keramat yang hakiki (betul) atau keramat yang bukan hakiki yang semuanya kelihatannya seperti keramat, sulit dibedakan.
 
Sesungguhnya keramat yang benar, berlaku lurus dijalan Allah, yaitu menuruti perintahNya menjauhi laranganNya lahir dan bathin, dengan itu anda harus menyempurnakan istiqomah anda, dan memeliharanya sebaik mungkin. Kelak kaum langit dan bumi akan mendorong untuk berkhidmat padamu sehingga anda tidak sibuk lagi dengan yang selain dari melaksanakan ke-hendak-kehendakNya.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

MUKASYAFAH (PENYINGKAPAN RAHASIA)

 
Diantara perkara-perkara yang membahayakan seorang, ialah bercita-cita mendapatkan  mukasyafah (penyingkapan rahasia Tuhan dan berharap jadi keramat (sakti), atau hal-hal yang diluar kebiasaan adat yang berlaku atas dirinya). Ingatlah bahwa perkara tersebut tidak akan muncul, selagi dituntut atau diminta, dengan berdasarkan hawa nafsu, karena pada biasanya ia tidak akan muncul, melainkan jika tidak mengharapkan dan tidak menduga sama sekali.
 
Adakalanya hal seperti keramat (karomah), dan sebagainya itu terjadi pada golongan orang yang tertipu dengan cita-cita untuk mencelakakan dirinya, sebagai ujian kepada kaum muslimin yang lemah i’tikadnya. Semua itu jangan dikira, semua keramat itu benar, malah ia merupakan sebagai penghinaan atau ujian pada orang-orang yang terkenal dan lurus perjalanannya. Dan sekiranya Allah Ta'ala telah membe­rikan penghormatan karomah padamu, maka hendaklah anda mensyukuri. Awas jangan anda lupa atau berhenti dari meneruskan amalan-amalanmu, disebabkan keramat itu muncul atas dirimu dan jangan bersombong diri dengan keramat, dan jangan anda bergantung semua harapan atasnya, dan anda harus merahasiakan keramat dari orang banyak dan jangan membicarakan dengan mereka.
 
Akan tetapi jika semua itu tidak muncul atau lahir atas dirimu, meskipun anda telah banyak beramal dan beribadat, maka janganlah anda bercita-cita padanya, dan jangan merasa kesal dan duka cita apabila dengan tiba-tiba ia hilang tidak menjelma lagi.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

JANGAN TAKUT PADA MANUSIA


Berusahalah dalam menghindarkan dirimu dari rasa takut pada manusia, dan jangan kau mengharapkan hak yang ada pada mereka, sebab itu akan membuat anda tidak berani mengatakan yang benar, dan sulit membantah perbuatan batil, dan anda akan tinggal diam terhadap orang yang menyepelekan agama, dan meninggalkan amar ma'ruf dan nahi munkar, karena itu anda akan dipandang manusia yang hina dalam pandangan Allah SWT, sedangkan orang mukmin itu Mulia disisi Allah SWT, tiada takut pada siapapun selain Allah dan tak pernah mengharapkan sesuatu selain dari Allah.
 
Dan andaikata seorang dari saudara muslim mengulurkan bantuan atau budi baiknya padamu, dengan niat yang baik maka boleh anda menerimanya, bila anda memang membutuhkan bantuan, kemudian anda bisa bersyukur pada Allah Ta'ala terhadap pemberian itu, karena Dialah pemberi yang sebenarnya. Serta mengucapkan terima kasih atas orang yang sudah berbuat baik padamu. Bilamana anda tidak berhajat atas pemberian itu, hendaklah anda tanya dirimu, jika hatimu menentukan lebih baik anda menerimanya, boleh anda terima, tetapi bila hatimu menolak pemberian itu, maka tolaklah dengan lemah-lembut penuh kebijakan, dan menjaga perasaan orang yang akan berbuat baik pada anda.
 
Sebab menjaga hati seorang muslim dan menghormatinya adalah akhlak Islam, jangan menyepelekan hal tersebut. Awas jangan sekali-kali anda menolak pemberian orang, karena kesombongan diri, atau menonjolkan diri, karena anda seorang yang zuhud atau menonjolkan bahwa anda seorang yang tak perlu dunia, dan tidak mencintai dunia. Seorang yang baik dan benar tidak akan keliru dalam hal tersebut diatas, sebab Allah Ta'ala selalu akan memberikan petunjuk dihatinya sehingga mudah baginya untuk menentukan mana yang harus diputuskan.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

JANGAN PANJANG ANGAN-ANGAN

Ketahuilah bahwa anda tiada kuasa melazimkan diri dalam ketaatan, dalam menjauhkan diri dari tuntutan syahwat, serta berpaling pada dunia serta keindahannya. Melainkan anda harus mengingatkan selalu pada diri anda sendiri, bahwa hidup di dunia ini tinggal beberapa hari saja, dan anda tidak berapa lama lagi akan menemui Allah Ta'ala. Ketika itu anda akan melihat ajalmu dihadapan mata, dan anda merasa tidak akan takut dan khawatir untuk menemui maut, dan anda tahu dan yakin bahwa maut itu bisa datang tiba-tiba bila Allah menghendaki.

Awas dan waspada dengan panjang angan-angan dan harapan untuk hidup lebih lama di dunia, sebab du­nia akan menariknya untuk mencintainya, dan anda akan terikat (diperdaya sehingga menjadi terikat) dengannya, sehingga sukar dan sulit untuk beribadat dan mengasingkan diri untuk menuju jalan akhirat.

Kalau begitu janganlah menunda-nunda, karena maut bisa datang tiba-tiba, dan sekarang sudah waktunya bertindak lebih cepat itu lebih baik bukan ?, dengan demikian anda harus mengikuti anjuran ini, dan semoga Allah memberikan kita sekalian Taufiq-Nya.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

SABAR TERHADAP PENGANIAYAAN ORANG



Ada setengah manusia yang tabiatnya suka menganiaya orang, memandang rendah terhadapnya, atau suka mencela dan sebagainya. Jika anda tergolong orang-orang yang ditimpa penganiayaan itu, maka hendaklah anda bersabar, jangan sekali-kali anda membalasnya. Disamping itu, hati anda harus bersih dari dengki dan dendam atau mendendam perasaan jahat terhadap orang.

Dan jangan mendo'akan yang tidak baik terhadap yang menganiayamu. Jika orang tersebut ditimpa musibah atau celaka jangan anda menuduhnya bahwa itu balasan Allah karena tingkah lakunya terhadap dirimu.

Jika anda bisa berbuat baik dan bersabar atas penganiayaan orang, dan lebih utama lagi apabila anda memaafkan orang yang menganiayamu, dan anda do'akan supaya Allah memberi petunjuk padanya, dan itulah akhlak dan kelakuan para shiddiqin. Anggaplah penganiyaan itu satu kenikmatan dari Tuhan-mu, sebab jika mereka menyanjungmu mungkin dengan sebab itu, malah yang memberatkan anda dari mengerjakan ketaatan pada Allah Ta'ala.

Begitu juga bila anda sedang diuji dengan sanjungan penghormatan, pujian berulang-ulang dari orang banyak, hendaklah anda mengawasi dirimu supaya tidak terfitnah oleh mereka. Jika anda bimbang, mungkin anda akan terdorong dengan sikap pura-pura atau menunjuk-nunjuk ketika dalam majelis, ataupun pergaulan, akan menghalangi anda untuk ketaatan ketika itu, hendaklah bersegera mengasingkan diri dari mereka. Jika perlu tutup pintu rumah anda supaya mereka tidak datang lagi,   ataupun tinggalkan tempat yang selalu anda berkumpul, pergilah ketempat  yang lain  agar mereka   tidak tahu dan senantiasa anda memilih, lebih suka menjauhkan diri, dari cari nama atau kedudukan karena di dalamnya banyak  terdapat fitnah dan bencana-bala'. 

Berkata setengah para salaf, demi Allah tiada seorang hamba yang berlaku benar kepada Tuhannya, melainkan ia suka cari nama (maksudnya orang yang tidak berlaku benar/shidiq kepada Allah, ia akan suka cari nama). Tak ada seorang pun yang mengetahui tentang kedudukannya (disisi-Nya). Seorang salaf yang lain berkata, sepanjang yang aku tahu tiada seorang yang ingin agar dirinya dikenal orang, melainkan akan binasa agamanya dan akan terbuka belangnya.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

PEMBAGIAN RIZKI

 
Ketahuilah bahwa rizki itu telah ditentukan dan telah dibagikan oleh Allah Ta'ala. Diantara hamba-hambaNya ada yang diluaskan rizkinya dan dilapangkan kehidupan-nya, dan yang lain disempitkan kehidupannya, dan dikurangkan rizkinya, menurut kebijaksanaanNya. Jika anda termasuk yang demikian, maka hendaklah anda bersabar dan ridho, serta menerima terhadap keputusan-Nya. dan anda bersifat qona'ah (cukup) dengan bagian yang telah ditentukan Allah untukmu, dan bilamana anda termasuk yang diluaskan rizkinya, maka hendaklah anda mengambil secukupnya sekedar hajat keperluanmu, dan yang selebihnya hendaklah anda belanjakan pada jalan-jalan kebajikan dengan sodaqoh dan berbakti.
 
Ketahuilah bilamana orang akan memasuki jalan Allah, maka tidak wajib atas dirinya membelanjakan semua harta kekayaannya. Kalau sekiranya ia orang yang berharta, tidak pula meninggalkan pekerjaan atau perniagaannya, yang wajib bagi mereka hatinya tidak ke pekerjaan atau perniagaan, namun ia wajib bertaqwa pada Allah semata dalam segala urusan yang ia jalankan, kemudian ia hendak­lah hidup sederhana dalam segala hal yang fardhu atas diri­nya dan yang sunnat, supaya ia tidak terjerumus dalam yang haram atau ia campur dalam perkara-perkara yang ti­dak ada hubungan dengan urusannya. Sebab semua perkara yang tersebut tidak pantas bagi orang-orang yang akan menuju Allah Ta'ala.
 
Seandainya anda mengetahui bahwasannya hati ini tidak akan lurus dan agama tak dapat selamat dari bencana-bencana yang mengancam, melainkan dengan menghindarkan diri dari segala harta kekayaan, kalau ia mempunyai anak dan istri maka ia wajib memberi nafkah dan pakaian dan wajiblah ia menyediakan semua keperluan keluarganya tidak berlebihan dan ia wajib berikhtiar mencari uang untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
 
Kalau ia sudah berusaha dengan maksimal, dengan segala jalan juga tidak mendapatkannya, sehingga syara' meng'uzurkan dan kembalikan mutlak pada Allah, barulah ia bebas dan selamat dari dosa.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

UJIAN HIDUP MISKIN

 
Adakalanya seorang murid itu diuji dengan kemiskinan, kepapaan dan kesempitan (kesulitan) dalam kehidupan. Maka hendaklah ia bersyukur pada Allah Ta'ala, disebabkan hal tersebut diatas dan harus beranggapan bahwa takdir Allah Ta'ala menjadikan anda miskin, papa dan sempit (susah), jadikanlah sebagai sebesar-besamya kenikmatan, sebab dunia musuh Allah. Dia tidak menggembirakan dengan keindahan dunia, dan melindungi Auliya'-Nya dari padanya. 

Anda harus bersyukur, maka Allah akan menyamakan anda dengan para Anbiya'Nya, para Auliya' dan hamba-hamba yang shaleh. Bukankah Nabi Muhammad SAW yang merupakan penghulu dari sekalian Rasul dan sebaik-baiknya makhluk Allah diatas muka bumi ini pernah mengikat batu diperutnya disebabkan lapar, adakalanya Beliau dua bulan berturut-turut atau lebih dapurnya tidak berasap untuk memasak makanan dan sebagainya. Nabi menerima dengan ridho memakan sedikit korma dan minum air sejuk saja.
 
Suatu ketika pernah terjadi ada seorang tamu datang ke rumah Nabi, maka Nabi memerintahkan orang menanyakan makanan ke rumah semua istrinya yang sembilan un­tuk menjamu tamu tadi, tetapi sayangnya tak ada sebuah rumah istri-istri nabi yang mempunyai makanan. Dan pada hari Nabi wafat, diketahui bahwa baju besinya tergadai pada seorang Yahudi, untuk membeli beberapa kilogram gandum, dan dirumahnya tidak mempunyai apa-apa yang dapat dijadikan makanan kecuali segenggam gandum. 

Renungkan wahai murid, ambillah dari dunia ini sekedar dari penutup auratmu dan sesuap buat makananmu dengan keluargamu untuk menutupi laparmu dengan syarat makananmu harus didapat dengan cara yang halal semata, awas waspadalah anda dari racun dunia yang akan membinasakan diri anda dan jangan terpengaruh dengan kenikmatan dunia sehingga nanti anda dipermainkan oleh syahwat dan berlanjut anda akan merasa dengki terhadap orang-orang yang diberi karunia Allah kenikmatan dan kelezatan, Sebab semuanya   akan   diminta   pertanggung  jawabannya   dari mana ia peroleh,  dan mereka bersenang-senang dengan syahwatnya. 

Andaikata anda tahu betapa beratnya pertanggung-jawaban yang mereka rasakan dan betapa berat dan besarnya tanggung jawab itu, yang akan mereka hadapi disamping menanggung duka dan nestapa. Dihatinya tidak ada ketenteraman. Dalam mengejar dunia dan berlomba-lomba  untuk  menumpuk-numpuk  harta  kekayaan   serta amat sayang untuk membelanjakan di jalan Allah. Semua itu akan menyebabkan mereka hidup susah dan berat dari apa yang mereka rasakan sebagai kenikmatan dan kele­zatan dunia apakah yang demikian itu dapat dikatakan ke­lezatan ?
 
Coba perhatikan Firman-Nya yang mencegah anda dari mencintai dunia dan menganjurkan anda hidup zuhud terhadapnya.
 
Dan kalau sekiranya manusia menjadl umat yang satu (semua gila kekayaan) niscaya Kami buatkan untuk orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan yang Pemurah. Atap rumahnya dan tangga tempat naik mereka semuanya dari perak dan pintu-pintu rumahnya dan dipan tempat tidurnya (dari perak juga) dan dibuatkan pula perhiasan-perhiasan emas, bahwa semua Itu hanyalah keindahan hidup di dunia, sedang akhirat nanti dijadikan oleh Tuhanmu untuk orang-orang yang bertaqwa. (OS. Az-Zukhruf 33-35).
 
Sabda Rasulullah SAW :
 
Dunia adalah penjara orang mukmin, dan surganya orang-orang kafir, sekiranya dunia dipandang berharga di sisi Allah, senilai sayap seekor lalat saja, niscaya Dia tidak akan memberi minum kepada orang-orang kafir seteguk air sekalipun.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]
 

KATAGORI NAFSU

 
Ketahuilah bahwa nafsu itu awalnya ammarah bissu', yakni menyuruh berbuat jahat dan melarang berbuat baik. Jika engkau menantangnya dengan kesabaran dan melawannya dengan gigih tidak menuruti tuntutan-tuntutan hawa nafsu, maka bertukarlah dengan nafsu lawwamah, yang selalu mencela kejahatan, dengan satu muka kederajat muthmainnah dan muka yang lain (lawannya) ke derajat amarah. Sekali ia menyuruh berbuat jahat, sekali menyuruh berbuat baik. Ji­ka engkau mendapatkan taufiq dan hidayahNya, lalu memimpin nafsu tersebut ke jalan Allah SWT dengan pimpinan yang cenderung kepada apa yang ada disisi Tuhan-Nya (jalan yang di-ridhoiNYA), maka nafsu itu beralih lagi ke Muthmainnah yang selalu menyuruh berbuat baik dan merupakan kemesraan dan kelezatan yang penuh. Dan melarang berbuat jahat serta merasakan kebosanan dan kebencian terhadap maksiat kepada-Nya, karena nafsu Muthmainah-nya.
 
Orang yang mempunyai nafsu mutmainnah ini akan merasakan ta'ajjub (kekaguman), apabila melihat setengah manusia yang selalu mengabaikan ketaatan dan beramal shaleh, padahal dalam   ketaatan   akan   terisi   perasaan-perasaan   mesra, kelapangan   dada,    dan   kelezatan.    Sebaliknya   mereka cenderung melakukan maksiat yang selalu menuruti hawa nafsunya (syahwat), padahal kemaksiatan terisi perasaaan-perasaan duka, sedih, pahit dan getir serta tidak tenteram (selalu gelisah). 

Orang yang sudah mencapai tingkat nafsu mutmainnah itu menyangka bahwa mereka sudah tentu telah  mencapai  dan  merasakan  kedua-duanya  keadaan tersebut. Sebagaimana ia pernah merasakannya, kemudian mulai  sadar  dan  menyelidiki  serta  menasehati  dirinya dengan mengingatkan dirinya dari segala yang pernah ia rasakan sebelum itu.
 
Dan ketika ia merasakan kelezatan dalam menurutkan kehendak hawa nafsu tersebut dan ketika ia merasakan pahit getirnya dalam menjalankan keta'atan.
 
Maka barulah ia sadar bahwa ia tidak sampai ke tingkat ia berada di dalamnya kini, melainkan sesudah melalui perjuangan yang panjang dan cobaan-cobaan yang berat dari 'Allah SWT.
 
Disebabkan hal tersebut, ketahuilah bahwa sabar da­lam menjauhi maksiat dan menomer duakan dunia dan meninggalkan semua kehendak syahwat yang cenderung pada hal yang negatif, dan sabar dalam melazimkan diri untuk mengerjakan ketaatan, itulah yang akan menyampaikan anda kepada amal kebaikan, yang akan menjamin bagi dirimu memperoleh kedudukan yang mulia dan keistimewaannya disisi Allah Ta'ala. Bukankah Allah berfirman :
 
Wahai orang yang beriman bersabarlah kamu dan sempurnakan kesabaran itu dan pertegak kekuatan-mu serta patuhlah pada Allah SWT, semoga kamu beruntung. (QS. Ali Imron : 200)
 
Telah sempurna perkataan yang baik dari Tuhan untuk anak-anak Israil disebabkan kesabaran mereka(QS. AlA'raf: 137) ,
 
Dan  kami jadikan diantara mereka itu  beberapa pemimpin yang akan memberikan pimpinan dengan perintah kami, apabila mereka bersabar, dan mereka yakin akan keterangan-keterangan kami.
 
Hadist Rasulullah :
 
Diantara karunia-karunia yang sangat sedikit diberikan kepada kamu ialah sifat-sifat yakin, keteguhan dan sabar.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

JALAN MENUJU ALLAH

Ketahuilah bahwasannya permulaan untuk menuju Allah itu syaratnya sabar, dan kesudahannya kegembiraan. Dan semua pintu akan terbuka, dan akan tersingkap segala rahasia dan akan tiba ke puncak cita-cita dan harapan yaitu ma'rifatullah. Dan sampailah kehadirat Allah SWT, dan bermesra-mesra berada disisiNya bersama-sama para malaikat. Siapa saja menginginkan semua urusan dengan sabar yang sempurna, niscaya ia akan memperoleh segala kebaikan dan akan sampai pada semua cita-cita, dan tujuan, dan akan berjaya mendapatkan segala yang dihajatkan.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

BAGAIMANA MENOLAK SIFAT MALAS UNTUK BERTAAT

Wahai murid jika anda dapati di dalam dirimu sifat malas untuk mengerjakan ketaatan dan berat untuk melakukan kebajikan, hendaklah anda pimpin dirimu ke alam cita-cita dan harapan. Anda harus mengingatkan apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan-mu, terhadap orang-orang yang beramal shaleh mereka akan mendapatkan kemenangan yang besar dan akan menikmati yang kekal ialah surga dan mendapatkan keridhoan-Nya, sehingga dibenarkan bertempat tinggal di dalam surga yang penuh dengan kesenangan. Disamping mereka diberi kemuliaan penghormatan pangkat dan derajat disisi Allah SWT, dan disisi sekalian hamba-hamba yang telah dimuliakan.  

Akan tetapi, jika anda merasa dirimu cenderung untuk mengerjakan masalah-masalah yang dilarang dengan hukum syara', dan sangat suka melakukan maksiat dan dosa, maka hendaklah anda meluruskan dengan cambuk yang menakutkan yaitu anda diancam Allah Ta'ala dari sekalian hamba yang mendurhakai-Nya. Bahwa mereka akan dihina dan disiksa dan diazab lalu dihalau serta dilarang dari segala kenikmatan akhirat sehingga engkau dipandang hina dina dan rugi.

Ingat jangan sekali-kali anda terjerumus kedalam golongan orang-orang yang selalu memandang ringan terhadap masalah-masalah akhirat, bahkan hendaklah anda memperhatikan sepenuh hati tentang hal diatas, beramallah semata-mata karena. Allah SWT, sebab bukankah Dia Tuhanmu dan anda hamba-Nya. Hendaklah anda selalu memohon agar anda dimasukkan ke dalam surga-Nya dan melindungi anda dari neraka-Nya dengan rahmat dan belas kasih-Nya.

Jika syaitan terkutuk membisikkan kepadamu sesungguhnya Allah Ta'ala itu Maha Kaya dan tidak membutuhkan amalmu dan segala ketaatanmu, tidak mendatangkan manfaat apa-apa bagiNya, sebagaimana segala kemaksiatan tidak akan menjadikan mudharat. Saat itu anda harus menjawab kepadaNya memang benar kata Engkau, Hai syaitan, akan tetapi aku ini fakir dan sangat berhajat pada Tuhan­mu, dan membutuhkan amal shaleh dan ketaatanku karena kedua-duanya akan menyebabkan aku bisa memperoleh manfaat yang banyak, sedang maksiat akan sangat membahayakan diriku.

Sebab hal itu telah diberitahukan oleh Tuhanku di dalam kitab-Nya yang mulia, dan dari lisan Nabiku dan Rasulku. Jika syaitan berkata lagi sekiranya engkau tercatat sebagai seorang yang bahagia disisiNya, maka bukankah engkau tidak syah lagi dan akan masuk surga. Walaupun engkau banyak berbuat amal atau maksiat, tetap jika eng­kau tercatat sebagai seorang yang celaka disisiNya, maka engkau akan dimasukkan neraka, meskipun engkau seorang yang ta'at, bukankah semua itu sudah tercatat dalam mummul kitab. Dengan rayuan yang manis dan masuk akal dan dari si cantik berbisa, anda harus hati-hati dengan kata yang manis namun penuh dengan bisa yang mencela-kakan.

Sebab perkara yang akan datang itu adalah perkara ghaib, tiada seorangpun yang mengetahuinya melainkan Allah semata, dan tak ada seorang makhluk-Nya yang boleh campur tangan dalam urusan ini.

Akan tetapi amal dan ketaatan adalah bukti dan dalil yang menuju ke masa depan yang bahagia, dan surga dengan orang-orang yang ta'at, hanya ia harus mati bersama ketaatannya. Sama dengan maksiat yang merupakan bukti yang menuju ke masa depan yang celaka, dan neraka buat orang yang mendurhakai Allah, dan ia harus mati dalam kemaksiatannya.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

MELAZIMKAN DIRI BERTAFAKUR

Hendaklah anda bertafakkur sebanyak mungkin dan dalam tafakkur itu dibagi 3 bagian :
1.      Taffakur dalam keajaiban kodrat  Tuhan yang Maha berkuasa dengan keindahan kerajaan langit dan bumi. Hasil dari tafakkur ini untuk mencapai ma'rifat (pengenalan) kepada Allah.
2.      Bertafakkur dalam anugerah-Nya dan nikmat-nikmat-Nya yang begitu banyak   diberikan   kepada  seluruh makhluk-Nya. Hasil tafakkur ini untuk mencapai perasaan-perasaan cinta pada Allah SWT.
3.      Bertafakkur dalam urusan dunia dan urusan akhirat dalam semua permasalahan dari dua kehidupan tersebut. Hasilnya untuk menimbulkan sifat tidak cinta dunia dan cenderung pada akherat.
 
Kami telah menjelaskan secara luas dan terperinci dari ketiga tafakkur ini serta manfaatnya di dalam kitab Risalatul Mua'awanah. Siapa yang ingin menambah ilmu silahkan membacanya.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

PERANAN DZIKIR

Yang paling utama bagi orang ketika menuju ke jalan Allah sesudah mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan dan selalu berdzikir pada Allah SWT. Anda harus berdzikir pada Allah dengan lisan dan hati yang tulus pada setiap munasabah dan setiap waktu dan tempat.
 
Adapun kumpulan dzikir yang di dalamnya mengandung segala maksud dan fujuan yang lahir maupun yang bathin yaitu sebutan Lailaha illallah ( Tiada Tuhan Allah ). Dan wajib kembali kepada-Nya orang-orang yang telah mencapai ke puncak ma'rifatullah. Siapapun yang ingin merasakan satu rahasia dari rahasia thariqat dan tersingkap tabir baginya dengan satu cahaya Nur hakikat, maka hendaklah ia melazimkan diri dengan berdzikir pada Allah Ta'ala. Dengan kehadiran hati, penuh adab dan tentu dengan tujuan yang benar serta tawatjah (menghadapkan diri) yang penuh kekhusu'an dan khudu', apabila sifat- sifat ini telah terkumpul pada diri seorang ketika berdzikir, maka dengan mudah tersingkap baginya al Malakut al........ (kerajaan Allah yang Maha Tinggi) dan ruhnya akan mencapai puncak. Haqaaiq al alam al Ashfa (hakekat-hakekat alam yang suci) dan mata hatinya akan melihat dengan jelas segala al Jama 'al alAqdas al Asmaa (kecantikan yang Maha Tinggi).

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

MELAZIMKAN SHOLAT JUM'AT DAN BERJAMAAH



Wahai murid yang budiman awas jangan sekali-kali anda meninggaikan shalat Jum'at dan mengabaikan salat berjama'ah, karena yang demikian merupakan adat kebiasaan orang yang lalai, dan tanda-tanda orang tersebut bodoh dan jahil.
 
Sesudah itu hendaklah anda memelihara shalat sunat rhawatib yang disyara'kan sebelum dan sesudah shalat fardu. Kemudian anda tunaikan pula shalat witir dan dhu-ha. Jangan lupa mengisi waktu antara Maghrib dan Isya' dengan ibadat. Kemudian hendaklah anda tidak sia-siakan waktu sesudah Subuh hingga terbit matahari, dan waktu se­sudah Ashar sehingga matahari terbenam, karena kedua waktu ini adalah waktu-waktu yang mulia dimana berbagai karunia akan dicurahkan keatas hamba-hamba Allah yang memanjatkan permohonan kepada Allah Ta'ala.
 
Adapun mengisi masa sesudah subuh dengan ibadat khusus akan membawa rizki untuk lahiriyah yaitu makan dan minum untuk tubuh. Bilamana mengisi ibadah selepas Ashar yang khusus akan membawa rizki untuk bathin yaitu makanan rohani untuk hati. Hal ini telah dilaksanakan untuk diamalkan oleh orang-orang yang arif dan mempu-nyai kedudukan tinggi disisi Allah Ta'ala :
 
Didalam sebuah hadist Nabi :
Bahwa  siapa yang  terus  duduk  ditempat  shalat berdzikir pada Allah selepas shalat Subuh adalah lebih terjamin mendapat rizki, daripada orang bepergian diperantauan karena mencari rizki. 

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

MEMELIHARA SHALAT LIMA WAKTU

Wahai murid hendaklah anda memperhatikan benar dalam mendirikan shalat lima waktu. Dengan menyempurnakan berdirinya, bacaannya, khusu'nya, ruku'nya, sujudnya dan seterusnya.  Sebelum memulai shalat hendaklah anda ingat dalam hati, bahwa anda akan berhadapan de­ngan Tuhan yang Maha Mulia dan Maha Agung. Ingat pula jangan sekali-kali anda bermunajat pada raja dari sekalian raja, pada pembesar dari sekalian pembesar, dengan hati yang lalai, terlena, diawang-awang kealpaan dan was-was terbang  dalam  lapangan  angan-angan  dan  memikirkan keduniawian, agar kelak anda 'tidak akan dimurkai Allah Ta'ala dan dihalau dari pintuNya.
 
Sabda Rasulullah SAW :
Apabila seorang hamba berdiri untuk menunaikan shalat maka Allah Ta'ala akan memperhatikan gerak-geriknya apabila si hamba menoleh kebelakang, Allah Ta'ala akan berkata kepadanya, Hai anak Adam engkau telah menoleh pada siapa yang lebih baik lagi bagimu daripadaKu, Jika ia menoleh lagi, Allah Ta 'ala akan berkata seperti tersebut tadi. Jika menoleh lagi yang ketiga kali, Maka Allah akan memalingkan perhatian-Nya dari orang tersebut.
Kalau orang yang menoleh dengan wajah yang lahir saja, Allah Ta'ala telah memalingkan perhatian dari pada-nya, apalagi jika ia memalingkan hatinya jika ia shalat, kepada urusan-urusan dunia dan keindahannya.
 
Tentu lebih lagi. Allah tidak hanya melihat kepada tubuh badan manusia masalah yang lahir, akan tetapi Dia akan memandang hati manusia serta bathinnya.

  • RUH IBADAT
 
Ketahuilah, bahwa semua ibadat dengan maksud menghadirkan diri kehadirat Allah SWT. Barang siapa yang mengerjakan ibadat kosong dari menghadirkan hati dan diri, maka ibadatnya hanya sia-sia dan tidak berguna. Perumpamaan ibadah ini seperti seorang yang tidak meng­hadirkan hati dan diri didalam peribadatannya, sama de­ngan seorang abdi memberi hadiah pada maharaja dengan sebuah peti yang kosong tiada berisi apa-apa, bukankah sepantasnya orang ini mendapatkan siksa dari perbuatannya.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

SHALAT TAHAJUD TENGAH MALAM

Wahai murid, adakan waktu untuk dirimu bangun ditengah malam bertahajjud, sebab waktu malam waktunya seorang hamba berkhalwat dengan Tuhan-Nya. sebab anda harus memperbanyak Tadharru' Istighfar dan jangan lupa bemunajat pada Tuhanmu dengan bahasa yang merendah dan berserah diri dengan hati yang penuh keyakinan tentang kelemahan-kelemahan dan ketidak kekuasaan dirimu.

Wahai murid, awas jangan sekali-kali anda mengabaikan bangun tengah malam, melainkan anda segera ba­ngun serta berzikir pada Allah SWT.
[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

MEMPERBANYAK YANG DIANJURKAN DAN MENJAUHI YANG DILARANG

 
Sang murid harus selalu menjauhi segala rupa maksiat dan perkara-perkara yang dilarang, disamping menjadi manusia yang selalu menjaga dengan ketat masalah-masalah yang fardlu dan perkara-perkara yang dianjurkan.
 
Hendaknya menjadi orang yang selalu menjaga dan memelihara segala amal yang akan menjadi jalan untuk mendekatkan diri dengan Allah Ta'ala. Dan ia harus cenderung menjadi manusia yang berbakti dan berbuat kebajikan, sebab seorang murid tidak akan berbeda dengan orang kebanyakan kecuali dengan sifat-sifat keistimewaannya. Seperti senantiasa berada di jalan Allah, selalu taat terhadapNya serta mengesampingkan diri dari segala perkara yang bakal menghalangi untuk beribadat pada Allah SWT.
Sang murid harus tidak menyia-nyiakan nafasnya dan menghargai waktu, sebab waktu tersebut kalau tidak dimanfaatkan akan berlalu dari dirimu sedikit atau banyak. Kecuali dihabiskan dalam kerja untuk mendekatkan diri pada TuhanNya yaitu amal dan bakti yang akan mendatangkan manfaat untuk akhiratnya.
 
Seorang murid harus mengatur waktu khusus untuk setiap amal dan ibadatnya, ditunaikan amal ibadatnya pada waktu-waktu yang tertentu. Tidak meremehkan atau meninggalkan sesuatu daripadanya walaupun dalam keadaan susah atau masa yang senang. Hendaklah ia memperbanyak membaca Al-Qur'an al Karim dan meneliti makna-makna dan mentartilkan lafadz-lafadznya.
 
Ketika membaca hendaklah ia merasakan kebesaran Zat Tuhan yang seolah-olah anda sedang bercakap-cakap dengan-Nya. Kalau anda sedang berbicara yang lain jangan campur adukkan dengan membaca Al-Qur'an seperti yang dilakukan oleh manusia-manusia yang alpa dan lalai.
 
Mere­ka membaca Al-Qur'an dengan lidah yang fasih dengan suara yang merdu namun hatinya kosong dari khusyu' dan ta'zhim. Mereka membaca Al-Qur'an dari awal hingga akhir sedang mereka tiada faham satupun dari maksud dan maknanya, dan mereka tidak tahu kenapa dan apa hikmah Al-Qur'an  diturunkan.   Jika mereka tahu niscaya mereka akan mengamalkan segala kandungannya. Sesungguhnya ilmu akan berguna kalau diamalkan. Orang-orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkan tidak berbeda dengan orang-orang yang jahil, melainkan dalam suatu segi saja, yaitu Allah Ta'ala  akan menjadikan hujjah (bukti) atas dirinya dihari kiamat.  Dengan ukuran ini maka si jahil itu akan lebih bernasib baik dari si Alim yang tiada beramal nanti di hari kiamat. Ada pepatah mengatakan setiap ilmu yang tidak membawa manfaat ke atas dirimu, maka lebih baik anda kembali jahil saja.
[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

SENANTIASA DALAM THAHARAH (SUCI)

 
Sang murid seharusnya senantiasa dalam wudlu, setiap dia berhadas dia segera berwudlu lalu dia menunaikan shalat sunnat 2 raka'at. Sekiranya dia mempergauli istrinya, segeralah mandi janabah pada masa itu juga, supaya tidak dalam keadaan junub.
 
Supaya seorang murid senantiasa dalam keadaan thaharah ( suci ), hendaklah kalau makan jangan terlalu kenyang, sebab orang yang banyak makan selalu mendatangkan hadas. Dan kalau banyak berhadas tentulah akan menyusahkan diri untuk menjadikan diri selalu dalam kea­daan suci. Dan mengurangi makan akan membantu mempermudah bangun malam untuk beribadat. Sedangkan amal di tengah malam sangat dibutuhkan untuk digalakkan.
 
Sang murid hendaklah tidak makan kalau tidak lapar dan tidak tidur kecuali sudah mengantuk, tidak berbicara kalau tidak perlu tidak bergaul dengan orang banyak kecu­ali dalam hal-hal yang berfaedah.
 
Siapa yang suka makan banyak, hatinya akan menjadi keras seperti batu, saat itu juga anggota badannya akan merasa berat dan malas untuk ibadah, dan seorang yang kenyang akan mempengaruhi cepat mengantuk dan banyak bicara, niscaya cita-cita yang dikehendaki akan jadi angan-angan kosong belaka.
Dalam sebuah hadist:
 
Tiada satu tempat yang dipenuhi oleh anak adam yang lebih meucelakakan daripada perutnya. Cukup-lah untuk anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang belakangnya (untuk menahan kelaparan) jika tidak dapat dipertahankan, maka hendaklah dibagi 3 bagian, sepertiga untuk makanan sepertiga untuk minuman sepertiga lagi untuk pernafasan

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

MENCEGAH SELURUH ANGGOTA BADAN DARI MAKSIAT


Sang murid harus berusaha sekuat tenaga mencegah anggota badan dari melakukan maksiat dan dosa. Setiap anggota harus didesak untuk mengerjakan ketaatan pada Allah SWT semata-mata, dan hendaknya ia tidak digerakkan untuk berbuat sesuatu melainkan perkara yang akan mendatangkan manfaat pada dirinya dihari akhirat

  • BENCANA LISAN
 
la harus sungguh-sungguh dalam memelihara lisan (lidah) walaupun bentuk lisan itu kecil akan tetapi besar bahayanya. Hendaknya lisan dicegah dari berbohong, ngrasani (ghibah) dan seterusnya dari pembicaraan yang dilarang oleh agama. la harus mencegah dari pembicara­an hal-hal yang cabul dan kotor, dan tidak melibatkan diri dari masalah-masalah yang tidak ada sangkut pautnya dengan diri sendiri, meskipun yang demikian itu tidak haram hukumnya. Namun terdapat dampak yang dapat mengeraskan hati manusia, hanya buang-buang waktu saja dan tanpa ada keuntungan.
 
Seterusnya setelah sang murid tidak akan berbicara kecuali yangberfaedah, membaca Al-Qur'an atau berdzikir atau saling nasehat menasehati kepada saudara yang muslim, atau menyuruh berbuat ma'ruf (baik) dan mencegah berbuat munkar(jahat), ataupun untuk mencari dunia yang akan membantu untuk kepentingan akhiratnya. Nabi Alaihis shalatu was Salam bersabda :
 
Setiap  pembicaraan   anak   adam   akan   dimintai  pertanggung jawaban  atas-Nya,   kecuali   berdzikir kepada  'Allah,   ataupun menyuruh  berbuat ma'ruf (baik) dan melarang berbuat munkar 

  • BENCANA TELINGA DAN MATA
 
Ketahuilah bahwa pendengaran dan penglihatan merupakan dua pintu yang senantiasa terbuka menuju ke da­lam hati.
 
Apa saja yang masuk melalui kedua panca indera ini akan sampai ke hati. Betapa banyak masalah-masalah yang didengar atau dilihat oleh manusia dari hal-hal yang tidak wajar dan kesannya sampai ke dalam hati, lalu sulit sekali dihilangkan kesan tersebut, sebab hati cepat terpengaruh dengan segala apa saja yang datang dan menghampiri. Apabila hati sudah terpengaruh dengan suatu masalah, niscaya susahlah untuk memadamkan kesan tersebut. Sang murid harus berhati-hati memelihara pendengaran dan penglihatan dari masalah-masalah yang tidak baik. la harus berusaha dengan kesungguhan untuk membentengi seluruh anggota badannya dari segala maksiat dan dosa, dalam bergaul dengan urusan-urusan yang tiada manfaat bagi diri-nya.
 
Awas ! jangan sampai ia memandang pada bunga kehidupan dunia dan keindahannya, dengan pandangan yang memikat hati sebab sesungguhnya lahirnya dunia adalah fitnah dan penuh dengan bencana. Bathinnya adalah tauladan yang penuh dengan makna.
 
Berapa banyak murid memandang kelezatan dan keindahan dunia lalu hatinya terpikat, ia terus mencintainya serta berusaha untuk mengumpulkan dan menyimpannya.
 
Sang murid haus memandu penglihatan pada segala ciptaan Tuhan, supaya ia tidak melihat sesuatu selain daripadanya, kecuali Insaf dan Iktibar. Kalau ia melihat satu ciptaan hendaklah ia mengingat bahwa ciptaan itu akan binasa dan pergi tidak kembali lagi. Sebelumnya semua ciptaan tidak ada, lalu Allah mengadakannya dan betapa banyak anak Adam yang terpikat dan terpengaruh dengan ciptaan-ciptaan. Dan ada kalanya ciptaan-ciptaan akan kita tinggalkan untuk diwariskan pada generasi yang akan datang.
 
Jika anda melihat kepada ciptaan Allah yang ada sekarang ini, hendaklah anda melihat dengan pandangan seorang yang mengatakan pengakuannya, bahwa kesempurnaan kekuasaan Zat yang menciptanya, dan yang me­ngadakannya yaitu Allah SWT. Sebenar-benarnya semua ciptaan yang ada di langit dan bumi berseru (bertasbih) dengan lidahnya, didengar oleh orang-orang yang bercahaya, yang dapat melihat kepada sesuatu dengan Nur Allah Ta'ala bahwasannya tiada Tuhan melainkan Allah SWT Tuhan Maha Kuasa lagi Bijaksana.[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

MEMELIHARA HATI

Sang murid harus memelihara hatinya dari rasa was-was, dan cita-cita kosong dengan lantaran pikiran yang kotor dan angan-angan panjang. Pintu hatinya harus dibentengi dengan dinding tebal untuk mengawasi sesuatu yang datang dan menghampirinya. Sebab jika dimasuki oleh gejala-gejala di atas, niscaya akan rusak hatinya apabila hati itu rusak menjadi sukarlah untuk menghilangkan penyakit yang berlapis-lapis. Lantaran itu sang murid harus senantiasa membersihkan hatinya menjadi tempat ilham Tuhan. Supaya hati itu tidak cenderung pada tuntutan hawa nafsu dan syahwat keduniaan.
 
Sang murid harus memelihara hatinya dari sifat-sifat dendam kesumat, hasad dan dengki serta berprasangka jelek terhadap kaum muslimin. Jangan sekali-kali mempunyai sangkaan buruk terhadap siapapun. Bahkan hati itu seharusnya dipimpin untuk menjadi penasehat kaum Muslimin, bersifatlah pengasih dan penyayang serta senantiasa berprasangka baik kepada semua orang. Segala kebaikan untuk dirimu, juga harus disukai orang lain, begitupun sebaliknya segala keburukan yang dibenci untuk dirimu, harus pula dibenci oleh orang lain.
 
Sang murid harus mengetahui pula bahwa hati itu mempunyai berbagai jenis penyakit yang paling berat, lebih buruk dan lebih tidak sesuai untuk menerima ma 'rifatullah (pengenalan Allah) dan kecintaan-Nya; melainkan setelah ia membersihkan dari segala penyakit-penyakit hati yang sangat membahayakan ialah sifat-sifat membesarkan diri, membanggakan diri, sombong atau pamer dan hasud atau dengki.
 
Sifat membesarkan diri itu menandakan orang yang kurang akalnya, jahil dan bodoh. Bagaimana boleh membesarkan diri, sedangkan ia tahu bahwa dirinya dicipta dari setetes air yang kotor, dan tidak berapa lama hidup di dunia sesudahnya ia akan mati dimakan cacing tanah, badannya menjadi bangkai yang membusuk. Jika ia merasakan dirinya tampan/cantik dan hidupnya senang dalam kemewahan, bukankah itu semua ciptaan dan kemurahan Tu­han, yang mana engkau tiada kuasa sama sekali dalam kodratmu, tidak mempunyai kekuatan dan daya untuk mendapatkan tanpa takdir Tuhan, tidaklah merasa khawatir dan bimbang, jika ia berbangga diri terhadap hamba-hamba Allah dengan apa yang telah dikaruniakan Allah padanya dari kelebihan-Nya. Kelak Allah merampas semua karunia-Nya disebabkan kelakuannya yang buruk dan mencoba menandingi Allah dalam sifat kibriya'Nya. Bukankah sifat kebesaran itu mutlak merupakan sifat Allah yang Maha Agung dan Maha Tinggi.
 
Sifat Riya', menunjukkan orang yang hatinya kosong dari sifat suka membesarkan Allah dan yang suka mengagungkan Allah. Sebab semua amalnya pura-pura yang berkepentingan untuk menunjuk-nunjukkan kepada orang banyak. Apakah dia kurang puas bahwa amal yang dikerjakan itu hanya diketahui Tuhan Rabbul Alamin saja.
 
Orang yang beramal shaleh sedang ia ingin amalan-nya diketahui orang banyak, supaya ia mendapatkan nama dan penghargaan atau mendapatkan balasan anugerah, maka orang itu sudah melakukan riya', jahil dan mengejar dunia. Sebab seorang yang zahid tidak mau menjual amal akhiratnya dengan dunianya, walaupun semua orang datang untuk memberinya penghormatan dan mencurahkan harta kekayaan, namun ia tetap menolak dan membencinya. Akan tetapi amal seorang yang riya' memancing dunia de­ngan amal akheratnya yang menjadi umpan. Sungguh tidak ada orang yang lebih jahil dari orang ini.
 
Jika ada orang yang tidak mau berzuhud di dunia ini, maka seharusnya ia mencari dunia dari pemilik dunia, yaitu Allah SWT. Sebab hati manusia berada di dalam genggaman Tuhan. Dialah saja yang menggerakkan hati manusia menurut kehendak-Nya untuk membantu siapapun yang menujukan harapan kepada-Nya.
 
Adapun Sifat Hasad, maka ia sudah jelas menentang kekuasaan Allah Ta'ala dan menentang kodratNya dalam kerajaanNya. Sebab jika Allah SWT menganugerahkan nikmat-Nya ketengah-tengah hambaNya, tentulah tidak syak lagi, Dia berkehendak demikian, memilih sesukanya dan tidak sama sekali terpaksa untuk melakukanNya. Lain dengan seorang hamba memilih sesuatu yang bertentangan dengan yang dipilih majikannya haruslah ia mendapat kemurkaan.
 
Adakalanya hasad dan dengki, berlaku dalam segala urusan dunia, seperti mencari pangkat, mengejar harta kekayaan. Padahal pangkat dan harta kekayaan tersebut adalah lebih kecil dan hina, dari pada kedengkian. Seharusnya anda merasa kasihan terhadap orang yang ditimpa bencana menda­pat pangkat dan harta kekayaan. Seharusnya anda berterima kasih kepada Allah yang telah menyelamatkan anda daripadanya.
 
Adapun hasad dan dengki berlaku juga pada urusan-urusan akhirat seperti dalam mencari ilmu dan berlomba berbuat kebaikan Tiada baik seseorang murid memendam rasa dengki terhadap saingannya. Seharusnya ia merasa bahagia dengan adanya kemajuan akan saingannya. Seorang mukmin akan menjadi lebih baik dari rekan-rekannya. Sang murid harus mencintai saudaranya didalam hati serta berusaha menciptakan Ukhuwah Islamiah. Serta berlomba-lomba dalam mentaati-Nya dan ia tidak merasa apakah orang-orang itu melebihi mereka. Sebab semua rizki karunia dari Allah SWT dan hanya Dia saja yang boleh mengkhususkan RahmatNya kepada siapa yang Dia sukai.
 
Didalam hati banyak terdapat berbagai macam akhlak yang tercela, kami tidak dapat menyebutkan satu persatu dalam buku ini, agar tidak terlalu panjang, kami telah mengingatkan anda tentang pokok penyakitnya, atau ubi dan akarnya yaitu cinta pada dunia. Cinta Dunia adalah pokok dari segala bencana sebagaimana yang dinyatakan dalam sebuah hadist Rasulullah SAW :
Jika hati selamat dari penyakit cinta dunia, niscaya ia menjadi putih dan bersih, baik dan bercahaya. Maka sesuailah ia untuk menerima cahaya dari Allah SWT dan mudahlah baginya untuk menyingkap rahasia-rahasia yang diberitahu Tuhannya.


[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]