Senin, 19 Juli 2010

HUKUM MENCARl RIZKI

 
Tidak berdosa, jika anda keluar berusaha untuk mencari rizki, dengan menggunakan tenaga dan menurut cara-cara yang dibenarkan oleh syara', yang tidak boleh, ataupun berdosa, adalah apabila hati anda tidak tenang dan tenteram, malah senantiasa merasa cemas memikirkan tentang rizki serta menuruti berbagai was-was (keraguan) yang timbul dalam fikiran.
 
Diantara tanda-tanda bahwa hati seorang telah rusak, apabila terlalu memikirkan tentang hajat-hajat keperluannya untuk hari esok, bulan depan. Umpamanya ia berkata pada dirinya, jika rizkiku habis dari mana lagi akan datang, ataupun ia berkata kalau rizkiku tidak datang dari sumber ini, maka dari sumber yang mana pula ia akan datang.

Seseorang yang mengantungkan nasibnya pada sebab-sebab tertentu, ataupun tidak menggantungkannya, maka kedua-duanya itu adalah dua aliran yang telah ditentukan oleh Allah Ta'ala kepada siapa yang disukai dan dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya.

Siapa saja yang tidak punya tempat bergantung, maka hendaklah ia mempunyai keyakinan yang kuat atas ketentuan Allah itu. Senantiasa berlapang dada dan melazimkan ibadah sepanjang masa dan barang siapa yang ditentukan baginya oleh sebab tertentu, maka tetaplah ia bertaqwa kepada Allah, dan menggantungkan nasibnya kepada Allah semata. Bukan pada usahanya, senantiasa ia ingat, supaya ia tidak melalaikan dirinya dari berbuat ketaatan pada Tuhannya.

Adakalanya muncul dihati anda lintasan pikiran mengenai rizki atau hal-hal yang terpandang dalam masyarakat, umpama pangkat, kedudukan, itu tidaklah tercela dan berdosa, selagi mereka benci dan menolak lintasan fikiran itu dari lubuk hatinya.

[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar