Ketahuilah bahwa nafsu itu awalnya ammarah bissu', yakni menyuruh berbuat jahat dan melarang berbuat baik. Jika engkau menantangnya dengan kesabaran dan melawannya dengan gigih tidak menuruti tuntutan-tuntutan hawa nafsu, maka bertukarlah dengan nafsu lawwamah, yang selalu mencela kejahatan, dengan satu muka kederajat muthmainnah dan muka yang lain (lawannya) ke derajat amarah. Sekali ia menyuruh berbuat jahat, sekali menyuruh berbuat baik. JiÂka engkau mendapatkan taufiq dan hidayahNya, lalu memimpin nafsu tersebut ke jalan Allah SWT dengan pimpinan yang cenderung kepada apa yang ada disisi Tuhan-Nya (jalan yang di-ridhoiNYA), maka nafsu itu beralih lagi ke Muthmainnah yang selalu menyuruh berbuat baik dan merupakan kemesraan dan kelezatan yang penuh. Dan melarang berbuat jahat serta merasakan kebosanan dan kebencian terhadap maksiat kepada-Nya, karena nafsu Muthmainah-nya.
Orang yang mempunyai nafsu mutmainnah ini akan merasakan ta'ajjub (kekaguman), apabila melihat setengah manusia yang selalu mengabaikan ketaatan dan beramal shaleh, padahal dalam ketaatan akan terisi perasaan-perasaan mesra, kelapangan dada, dan kelezatan. Sebaliknya mereka cenderung melakukan maksiat yang selalu menuruti hawa nafsunya (syahwat), padahal kemaksiatan terisi perasaaan-perasaan duka, sedih, pahit dan getir serta tidak tenteram (selalu gelisah).
Orang yang sudah mencapai tingkat nafsu mutmainnah itu menyangka bahwa mereka sudah tentu telah mencapai dan merasakan kedua-duanya keadaan tersebut. Sebagaimana ia pernah merasakannya, kemudian mulai sadar dan menyelidiki serta menasehati dirinya dengan mengingatkan dirinya dari segala yang pernah ia rasakan sebelum itu.
Dan ketika ia merasakan kelezatan dalam menurutkan kehendak hawa nafsu tersebut dan ketika ia merasakan pahit getirnya dalam menjalankan keta'atan.
Maka barulah ia sadar bahwa ia tidak sampai ke tingkat ia berada di dalamnya kini, melainkan sesudah melalui perjuangan yang panjang dan cobaan-cobaan yang berat dari 'Allah SWT.
Disebabkan hal tersebut, ketahuilah bahwa sabar daÂlam menjauhi maksiat dan menomer duakan dunia dan meninggalkan semua kehendak syahwat yang cenderung pada hal yang negatif, dan sabar dalam melazimkan diri untuk mengerjakan ketaatan, itulah yang akan menyampaikan anda kepada amal kebaikan, yang akan menjamin bagi dirimu memperoleh kedudukan yang mulia dan keistimewaannya disisi Allah Ta'ala. Bukankah Allah berfirman :
Wahai orang yang beriman bersabarlah kamu dan sempurnakan kesabaran itu dan pertegak kekuatan-mu serta patuhlah pada Allah SWT, semoga kamu beruntung. (QS. Ali Imron : 200)
Telah sempurna perkataan yang baik dari Tuhan untuk anak-anak Israil disebabkan kesabaran mereka(QS. AlA'raf: 137) ,
Dan kami jadikan diantara mereka itu beberapa pemimpin yang akan memberikan pimpinan dengan perintah kami, apabila mereka bersabar, dan mereka yakin akan keterangan-keterangan kami.
Hadist Rasulullah :
Diantara karunia-karunia yang sangat sedikit diberikan kepada kamu ialah sifat-sifat yakin, keteguhan dan sabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar