Dan oleh kasih Tuhanmu kamu pun (Muhammad) bersikap lemah-lembut kepada mereka (QS 3:159)
Demikian Tuhan sendiri menggambarkan sifat-utama pesuruhnya. Bukan hanya itu, di dalam kitab-suci-Nya Dia kabarkan:
Telah datang padamu seorang Pesuruh dari (kalangan) dirimu sendiri. Dia merasa berat atas apa-apa yang menimpamu, sangat menginginkan (kesejahteraan)-mu, dan kepada orang-orang beriman dia amatlah penyantun dan penyayang. (QS 9:128)
Kiranya, semua sifat penuh kasih dan kelembutan itu adalah suatu kenyataan logis mengingat Tuhannya Muhammad s.a.w. itu telah berfirman bahwa, ia (Muhammad) tak disuruh kecuali untuk menebarkan kasih bagi alam dan segenap penghuninya (QS 21:107). Ia adalah utusan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, ia adalah suruhan Penopang dan Pemelihara alam keseluruhan.Suatu kali sahabatnya mendengar ia berkata: ”Orang-orang yang saling mencinta karena mengakui Kebesaran-Nya, hidupnya akan penuh cahaya, sehingga bahkan para nabi dan syuhada iri kepadanya.” Memang, ”tak akan masuk surga … kecuali kalian saling mencinta,” begitu dinasihatkannya.
Kamis, 29 April 2010
HARI-HARI TERAKHIR RASULULLAH SAW
Detik-detik Rasulullah S.A.W menjelang sakratul maut
Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku. "
Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku. "
WAFATNYA SANG RASUL SAW
Detik-detik kewafatan Rasulullah SAW telah tiba. Rasulullah SAW menyandarkan tubuhnya yang suci ke pangkuan Sayyidah `Aisyah. Tatkala itu, masuklah Abdurrahman dan Abubakar dan ditangannya ada sepotong siwak. Dengan matanya yang indah, Rasulullah SAW memandangi siwak tersebut dan menunjukkan bahwa beliau menginginkannya. Kemudian Sayyidah ‘Aisyah berkata kepada Rasulullah : “Wahai Rasulullah maukah aku ambilkan siwak ini untukmu ?” Beliau pun menganggukkan kepalanya bertanda mengiyakan. Kemudian Sayyidah ‘Aisyah pun mengambil siwak tersebut dan mengunyah ujungnya sampai lunak kemudian memberikannya kepada Rasulullah. Dan Rasulullah pun bersiwak dengan cara yang paling baik sebagaimana lazimnya dilakukan oleh beliau kala sehatnya. Di depan beliau ada sebuah bejana berisi air, lalu beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam air tersebut kemudian mengusapkan kewajahnya sambil berkata : “La ilaaha illallah, sesungguhnya kematian itu mengalami saat-saat yang pedih”.
Label:
Akhlak Rasulullah,
Budi pekerti rasulullah,
Nabi,
Rasul,
rasulullah,
Rasulullah SAW,
Sifat Rasulullah,
siwak,
Sunnah Rasulullah,
Wafat rasulullah,
Wajah rasulullah
ILMU DARI SYAITAN
Suatu ketika di zaman Tuan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani, dikala beliau sedang menuju ke masjid beliau melihat syaiton dalam keadaan muka yang pucat, badannya yang kurus dan pundaknya yang bengkok, lalu Tuan Syekh berkata kepada syaiton tersebut , hai syaiton kenapa muka engkau pucat ?, begini Tuan Syekh aku pucat dikala aku menunggu orangtua yang sedikit lagi mati dan aku menggodanya agar dia mati dalam su’ul khotimah, tetapi aku pucat dikala dia membacakan “Yaa Allah biha Yaa Allah biha Yaa Allah Bi khusnil khotimah” dan aku takut ia mati khusnul khotimah, karena itulah aku pucat.
Lalu mengapa engkau kurus ?, begini Tuan Syekh aku bangga dan sehat tubuhku bila seorang anak cucu adam dan umat Muhammad dikala ia makan dan minum tidak membaca nama Tuhannya tetapi aku kurus bila ada diantara mereka yang kugoda tetapi setiap ia makan dan minum dia membaca “Bismillahirrahmanirrahiim” , sebab inilah aku menjadi kurus.
Selasa, 27 April 2010
Rasulullah SAW Menolak Pegunungan Emas, Permata
Rasulullah baru saja selesai berzikir dan berdo’a ketika fatimah datang.
“Assalamu’alaika ya Rasulullah,” salam fatimah dari luar. Rasulullah segera membukakan pintu.
“Alaiki salam, kau rupanya Fatimah,” jawab Rasulullah gembira. Wajahnya selalu berseri setiap kali menyambut kedatangan putrinya itu. Dipeluknya Fatimah dengan penuh kasih sayang. Sesudah beberapa saat, Rasulullah menangkap ada kedukaan di wajah putri yang amat dicintainya itu.
“Ada apa, putriku?” tanya Rasulullah.
“Ya Rasulullah, sudah berhari-hari kami sekeluarga kelaparan. Tidak ada makanan yang kami punya,” sahut Fatimah.
Rasulullah tersenyum.
“Kemarilah, duduk di dekat Ayah,” kata Rasulullah seraya mengulurkan tangannya. Fatimah mendekat. Rasulullah memegangi tangan Fatimah. Didekatkannya tangan Fatimah ke perut Rasul.
Fatimah tersentak. Ada batu-batu di balik jubah ayahnya.
“Assalamu’alaika ya Rasulullah,” salam fatimah dari luar. Rasulullah segera membukakan pintu.
“Alaiki salam, kau rupanya Fatimah,” jawab Rasulullah gembira. Wajahnya selalu berseri setiap kali menyambut kedatangan putrinya itu. Dipeluknya Fatimah dengan penuh kasih sayang. Sesudah beberapa saat, Rasulullah menangkap ada kedukaan di wajah putri yang amat dicintainya itu.
“Ada apa, putriku?” tanya Rasulullah.
“Ya Rasulullah, sudah berhari-hari kami sekeluarga kelaparan. Tidak ada makanan yang kami punya,” sahut Fatimah.
Rasulullah tersenyum.
“Kemarilah, duduk di dekat Ayah,” kata Rasulullah seraya mengulurkan tangannya. Fatimah mendekat. Rasulullah memegangi tangan Fatimah. Didekatkannya tangan Fatimah ke perut Rasul.
Fatimah tersentak. Ada batu-batu di balik jubah ayahnya.
Jumat, 23 April 2010
CAHAYA DI WAJAH RASULULLAH SAW
CAHAYA DI WAJAH NABI SAW
Telah diriwayatkan dari Siti Aishah rha. bahwa ia telah berkata : “Ketika aku sedang menjahit baju pada waktu sahur (sebelum subuh) maka jatuhlah jarum dari tanganku, kebetulan lampu pun padam, lalu masuklah Rasulullah SAW. Ketika itu juga aku dapat mengutip jarum itu kerana cahaya wajahnya, lalu aku berkata, “Ya Rasulullah alangkah bercahayanya wajahmu! Seterusnya aku bertanya: “Siapakah yang tidak akan melihatmu pada hari kiamat?” Jawab Rasulullah SAW: “Orang yang bakhil.” Aku bertanya lagi: “Siapakah orang yang bakhil itu?” Jawab baginda : “Orang yang ketika disebut namaku di depannya, dia tidak mengucap shalawat ke atasku.”
Jabir bin Samurah ra. Meriwayatkan:
"Saya melihat Rasulullah pada sebuah malam yang terang benderang oleh cahaya bulan.beliau mengenakan baju berwarna merah.saya menatap beliau dan memandang bulan.sungguh,menurutku beliau lebih indah dari pada bulan."(HR Tarmidzi,Darimi,Abu syaikh,Hakim dan Thabrani)
Telah diriwayatkan dari Siti Aishah rha. bahwa ia telah berkata : “Ketika aku sedang menjahit baju pada waktu sahur (sebelum subuh) maka jatuhlah jarum dari tanganku, kebetulan lampu pun padam, lalu masuklah Rasulullah SAW. Ketika itu juga aku dapat mengutip jarum itu kerana cahaya wajahnya, lalu aku berkata, “Ya Rasulullah alangkah bercahayanya wajahmu! Seterusnya aku bertanya: “Siapakah yang tidak akan melihatmu pada hari kiamat?” Jawab Rasulullah SAW: “Orang yang bakhil.” Aku bertanya lagi: “Siapakah orang yang bakhil itu?” Jawab baginda : “Orang yang ketika disebut namaku di depannya, dia tidak mengucap shalawat ke atasku.”
Jabir bin Samurah ra. Meriwayatkan:
"Saya melihat Rasulullah pada sebuah malam yang terang benderang oleh cahaya bulan.beliau mengenakan baju berwarna merah.saya menatap beliau dan memandang bulan.sungguh,menurutku beliau lebih indah dari pada bulan."(HR Tarmidzi,Darimi,Abu syaikh,Hakim dan Thabrani)
Kamis, 22 April 2010
CANDA RASULULLAH 2
At-Tirmidzi mengeluarkan dalam bab Syamail bahwa Hasan berkata, “Seorang nenek-nenek mendatangi Rasulullah saw dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, doakanlah pada Allah agar memasukkan aku ke surga.’
Rasulullah menjawab, "Wahai Ummu Fulan, sesungguhnya perempuan tua tidak masuk ke dalam surga".
Maka perempuan tua itu berpaling dan menangis.
Rasulullah bersabda ; "Beri tahu ia bahwa ia tidak akan masuk surga dalam keadaan tua".
Allah berfirman;‘Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung,dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.”‘ (al-Waaqi’ah: 35-36)
Rasulullah menjawab, "Wahai Ummu Fulan, sesungguhnya perempuan tua tidak masuk ke dalam surga".
Maka perempuan tua itu berpaling dan menangis.
Rasulullah bersabda ; "Beri tahu ia bahwa ia tidak akan masuk surga dalam keadaan tua".
Allah berfirman;‘Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung,dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.”‘ (al-Waaqi’ah: 35-36)
Jumat, 16 April 2010
Sifat dan Sebagian Akhlak Rasulullah SAW
Bentuk tubuh Rasulullah
Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. yang pernah hidup bersama Rasulullah SAW, berkata:
“Saya bertanya kepada paman saya, Hind bin Abi Halah -yang selalu berbicara tentang Nabi yang mulia- untuk menceritakan kepada saya berkenaan dengan Nabi, agar kecintaan saya bertambah. Ia berkata, ‘Nabi Allah sangat berwibawa dan sangat dihormati. Wajahnya bersinar seperti purnama. Ia lebih tinggi dari orang-orang pendek dan lebih pendek dari orang-orang jangkung. Kepalanya agak besar dengan rambut yang ikal. Bila rambutnya itu bisa disisir, ia pasti menyisir rambutnya. Kalau rambutnya tumbuh panjang, ia tak akan membiarkannya melewati daun telinga. Kulit wajahnya putih dengan dahi yang lebar. Kedua alisnya panjang dan lebat, tapi tidak bertemu.
Di antara kedua alisnya, ada pembuluh darah melintang yang tampak jelas ketika beliau marah. Ada seberkas cahaya yang menyapu tubuhnya dari bawah ke atas, seakan-akan mengangkat tubuhnya. Jika orang berjumpa dengannya dan tidak melihat cahaya itu, orang mungkin menduga ia mengangkat kepalanya karena sombong.’
Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. yang pernah hidup bersama Rasulullah SAW, berkata:
“Saya bertanya kepada paman saya, Hind bin Abi Halah -yang selalu berbicara tentang Nabi yang mulia- untuk menceritakan kepada saya berkenaan dengan Nabi, agar kecintaan saya bertambah. Ia berkata, ‘Nabi Allah sangat berwibawa dan sangat dihormati. Wajahnya bersinar seperti purnama. Ia lebih tinggi dari orang-orang pendek dan lebih pendek dari orang-orang jangkung. Kepalanya agak besar dengan rambut yang ikal. Bila rambutnya itu bisa disisir, ia pasti menyisir rambutnya. Kalau rambutnya tumbuh panjang, ia tak akan membiarkannya melewati daun telinga. Kulit wajahnya putih dengan dahi yang lebar. Kedua alisnya panjang dan lebat, tapi tidak bertemu.
Di antara kedua alisnya, ada pembuluh darah melintang yang tampak jelas ketika beliau marah. Ada seberkas cahaya yang menyapu tubuhnya dari bawah ke atas, seakan-akan mengangkat tubuhnya. Jika orang berjumpa dengannya dan tidak melihat cahaya itu, orang mungkin menduga ia mengangkat kepalanya karena sombong.’
Kamis, 15 April 2010
Senyum Rasulullah SAW
Saat menikahkan putri bungsunya, Sayyidah Fatimah Az Zahrah, dengan sahabat Ali bin Abi Thalib, Baginda Nabi Muhammad SAW tersenyum lebar. Itu merupakan peristiwa yang penuh kebahagiaan.
Hal serupa juga diperlihatkan Rasulullah SAW pada peristiwa Fathu Makkah, pembebasan Makkah, karena hari itu merupakan hari kemenangan besar bagi kaum muslimin.
“Hari itu adalah hari yang penuh dengan senyum panjang yang terukir dari bibir Rasulullah SAW serta bibir seluruh kaum muslimin” tulis Ibnu Hisyam dalam kita As Sirah Nabawiyyah.
Rasulullah SAW adalah pribadi yang lembut dan penuh senyum. Namun, beliau tidak memberi senyum kepada sembarang orang. Demikian istimewanya senyum Rasul sampai-sampai Abu Bakar dan Umar, dua sahabat utama beliau, sering terperangah dan memperhatikan arti senyum tersebut.
Hal serupa juga diperlihatkan Rasulullah SAW pada peristiwa Fathu Makkah, pembebasan Makkah, karena hari itu merupakan hari kemenangan besar bagi kaum muslimin.
“Hari itu adalah hari yang penuh dengan senyum panjang yang terukir dari bibir Rasulullah SAW serta bibir seluruh kaum muslimin” tulis Ibnu Hisyam dalam kita As Sirah Nabawiyyah.
Rasulullah SAW adalah pribadi yang lembut dan penuh senyum. Namun, beliau tidak memberi senyum kepada sembarang orang. Demikian istimewanya senyum Rasul sampai-sampai Abu Bakar dan Umar, dua sahabat utama beliau, sering terperangah dan memperhatikan arti senyum tersebut.
Rabu, 14 April 2010
Melihat Nabi
Diriwatkan bahwa Abu Yazid dikenal sebagai seorang ahli sufi. Ia wafat dan dikubur di negeri Irak. Kuburnya tidak putus diziarahi setiap saat dan waktu. Pada suatu hari, seorang pejabat kenamaan datang melihat orang-orang yang berziarah ke kubur Abu Yazid. Di antara kerumunan orang banyak ia bertanya,
“Apakah di antara kalian yang berziarah ini ada yang pernah hidup semasa dengan Abu Yazid?”
Lalu, ada seorang tua mengacungkan tangan dan menjawab,
“Ya tuan, saya pernah hidup semasa dengan Abu Yazid dan selalu mengikuti majelis taklim beliau dan mendengarkan petuah-petuah dari beliau.”
Pejabat tadi bertanya lagi,
Selasa, 13 April 2010
CANDA RASULULLAH SAW
Pada suatu saat, ketika Ali bin Abi Thalib masih kanak-kanak, pernah makan kurma bersama-sama Rasulullah. Setiap kali mereka makan sebuah kurma, biji-biji sisanya mereka sisihkan di tempatnya masing-masing.
Beberapa saat kemudian, Ali menyadari bahwa dia memakan terlalu banyak kurma. Biji-biji kurma sisa mereka menumpuk lebih banyak di sisi Ali dibandingkan di sisi Rasulullah. Maka Ali pun secara diam-diam memindahkan biji-biji kurma tersebut ke sisi Rasulullah.
Ali pun berkata, “Wahai Nabi, engkau memakan kurma lebih banyak daripada aku. Lihatlah biji-biji kurma yang menumpuk di tempatmu.” Nabi pun tertawa dan menjawab, “Ali, kamulah yang memakan lebih banyak kurma. Aku memakan kurma dan masih menyisakan biji-bijinya. Sedangkan engkau, memakan kurma berikut biji-bijinya.”
(disarikan dari Sirah Nabi).
Sumber:sachrony.wordpress.com
Beberapa saat kemudian, Ali menyadari bahwa dia memakan terlalu banyak kurma. Biji-biji kurma sisa mereka menumpuk lebih banyak di sisi Ali dibandingkan di sisi Rasulullah. Maka Ali pun secara diam-diam memindahkan biji-biji kurma tersebut ke sisi Rasulullah.
Ali pun berkata, “Wahai Nabi, engkau memakan kurma lebih banyak daripada aku. Lihatlah biji-biji kurma yang menumpuk di tempatmu.” Nabi pun tertawa dan menjawab, “Ali, kamulah yang memakan lebih banyak kurma. Aku memakan kurma dan masih menyisakan biji-bijinya. Sedangkan engkau, memakan kurma berikut biji-bijinya.”
(disarikan dari Sirah Nabi).
Sumber:sachrony.wordpress.com
Sabtu, 03 April 2010
Sifat-sifat fisik Rasulullah SAW
Kalam As-Sayyid Al-Allamah Muhammad bin Alawi Al-Maliki
Tubuh Rasulullah SAW tidak tinggi, juga tidak pendek. Warna kulitnya tidak terlalu putih dan tidak terlalu coklat. Juga rambutnya, tidak terlalu keriting dan tidak pula sangat lurus. Ketika wafat, pada kepala beliau hanya ada dua puluh helai uban. Tubuh beliau amat baik, berdada lebar hingga dua belah pundaknya, tampak agak berjauhan. Rambut beliau kadang-kadang dibiarkan panjang hingga menyentuh pundak, kadang dipotong pendek hingga hanya sampai pada bagian bawah telinga. Beliau berjanggut lebat. Dua tapak tangan dan jari-jarinya berkulit tebal.
Kepala dan tulang lehernya besar dan kuat. Bentuk wajahnya agak bulat. Beliau bermata lebar dengan bagian tengah berwarna hitam pekat serta bulu mata yang panjang lentik. Penghujung matanya (saluran air mata) nampak berwarna kemerah-merahan. Di bagian tengah dada, dari atas memanjang ke bawah hingga pusar banyak tumbuh rambut halus bagaikan lembaran memanjang. Beliau berjalan kuat-kuat sampai membongkok sedikit seolah-olah sedang berjalan menurun. Wajah beliau bersinar berseri-seri dan cerah bagaikan bulan purnama.
Tubuh Rasulullah SAW tidak tinggi, juga tidak pendek. Warna kulitnya tidak terlalu putih dan tidak terlalu coklat. Juga rambutnya, tidak terlalu keriting dan tidak pula sangat lurus. Ketika wafat, pada kepala beliau hanya ada dua puluh helai uban. Tubuh beliau amat baik, berdada lebar hingga dua belah pundaknya, tampak agak berjauhan. Rambut beliau kadang-kadang dibiarkan panjang hingga menyentuh pundak, kadang dipotong pendek hingga hanya sampai pada bagian bawah telinga. Beliau berjanggut lebat. Dua tapak tangan dan jari-jarinya berkulit tebal.
Kepala dan tulang lehernya besar dan kuat. Bentuk wajahnya agak bulat. Beliau bermata lebar dengan bagian tengah berwarna hitam pekat serta bulu mata yang panjang lentik. Penghujung matanya (saluran air mata) nampak berwarna kemerah-merahan. Di bagian tengah dada, dari atas memanjang ke bawah hingga pusar banyak tumbuh rambut halus bagaikan lembaran memanjang. Beliau berjalan kuat-kuat sampai membongkok sedikit seolah-olah sedang berjalan menurun. Wajah beliau bersinar berseri-seri dan cerah bagaikan bulan purnama.
Langganan:
Postingan (Atom)