Dalam rapat tersebut, mereka bersepakat untuk menyusun propaganda negatif yang berkenaan dengan diri Nabi SAW dan nantinya akan disebarkan di antara kalangan asing. Berbagai macam usulan pun bermunculan mengenai isi propaganda tersebut.
Seorang dari mereka mengajukan usulnya,
“Marilah kita menyakinkan orang-orang asing itu bahwa Muhammad adalah seorang penenung.”
Seorang tokoh kafir Quraisy yang bernama Walid bin Mughirah angkat suara,
“Tidak ada seorang pun yang akan mempercayai pendapat itu. Saya telah mengenal banyak penenung, akan tetapi kata-kata dan nasihat Muhammad tidak dapat digolongkan dengan mereka.”
Seorang dari mereka mengajukan usul yang lain,
“Marilah kita mengumumkan kepada dunia bahwa Muhammad adalah orang gila.”
Walid bin Mughirah pun mengomentari usul itu,
“Sama sekali hal ini tidak akan dapat dipercayai mereka.”
Seseorang dari mereka mencoba mengemukakan usul yang lain,
“Marilah kita menjuluki Muhammad sebagai seorang ahli syair.”
Walid bin Mughirah pun menjawab,
“Saya tahu betul apa yang dimaksud dengan syair. Tetapi kata-kata Muhammad tidak mempunyai persamaan dengan syair.”
Seorang mengajukan alternatif usulan,
“Bagaimana kalau kita menjuluki Muhammad itu sebagai seorang ahli sihir?.”
Walid menjawab,
“Kemurnian watak Muhammad, kesucian ajarannya dan kesopanan cara berpakaiannya tidak akan didapatkan kesamaan dengan seorang ahli sihir.”
Orang lain pun berkata,
“Kalau begitu ya Walid, cobalah engkau kemukakan pendapatmu sendiri?.”
Walid menjawab,
“Saya tidak mengetahui cara yang tepat untuk bagaimana merendahkan Muhammad dalam anggapan orang lain. Kata-katanya demikian murni dan indah, membuat berkesan di hati, sehingga seorang anak rela berpisah dari orangtuanya, orangtua rela berpisah dari anak-anaknya, seorang istri rela berpisah dari suaminya dan seseorang rela berpisah dari saudaranya.”
[Disarikan dari Rangkaian Tjeritera dari Sedjarah Islam, Ahmad DM., hal. 19-21]
Sumber :bisyarah.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar